Sunday, March 25, 2012

Fasilitasi dan Dampinglah Kami

Dalam perkembangannya tugas dan tanggungjawab sekretaris BKM tak bisa dipandang enteng. Kian bertambah umur dan berprestasi sebuah BKM(Badan Keswadayaan Masyarakat),  tugas kewajiban sekretaris mengalami perluasan, baik dari aspek jenis maupun volumenya. Buktikan  saja pernyataan tersebut ketika  sebuah BKM menjalankan beberapa  program sekaligus, misalnya program reguler, penanggulangan kemiskinan terpadu (PAKET) dan program penataan lingkungan permukiman berbasis komunitas (PLPBK).  Ragam dan jumlah rapat, administrasi keuangan serta pengarsipan  yang mereka fasilitasi volumenya semakin besar.

Tak cuma keahlian sebagai pembawa acara, persuratan, pembuatan notulensi rapat, dan administrasi keuangan yang harus mereka kuasai.  Kultur kerja dan  kepatuhan  terhadap sistem pun dituntut. Beberapa hal dapat disebutkan disini misalnya: disiplin pencatatan administrasi keuangan dan pelaporannya secara berkala, pengelolaan dana operasional tunai dan   tanggungjawab atas penghitungan dan pengecekannya. Bahkan apabila diperlukan sampai dengan memastikan pengamanannya dengan menyetor  ke bank. Tugas lain  yang tak kalah pentingnya adalah  pengelolaan  seluruh dokumen penting BKM melalui pelaksanaan fungsi pengarsipan yang baik.

Sekretaris yang handal adalah sekretaris yang kinerjanya mampu membarengi derap tuntutan perubahan dan kemajuan BKM. Agar sekretaris BKM mampu berkinerja baik, bagaimana dan apa saja fasilitasi yang mesti dilakukan?

Peningkatan Kapasitas Pembukuan. Pelatihan dan coaching adalah merupakan upaya standar untuk membangun kapasitas sekretaris BKM.  Tak hanya untuk  pembukuan bantuan langsung masyarakat (BLM) reguler dan  PLPBK tetapi juga untuk  kegiatan insidental semacam pencatatan dana pelatihan masyarakat, program P2KP Peduli dll. Selebihnya bisa dilakukan dengan mengklinik hasil pembukuan yang dapat dilakukan secara individual  ataupun klaster (tim, lintas tim, lingkup  kabupaten).  Dari aktivitas klinik tersebut mereka belajar dan memperoleh pengalaman dari kesalahan yang dibuatnya sendiri (learning by doing).Pelatihan dan coaching dinilai bermanfaat sejauh berdampak tidak saja pada peningkatan  aspek pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotorik) tetapi juga  pada perubahan  sikap (afektif) yang menerjemahkan pengetahuan dan ketrampilan ketindakan nyata. Tidak hanya berhenti pada tahu dan terampil saja,  tetapi dibarengi kemauan untuk menerapkannya. Peningkatan kapasitas, selain melalui pelatihan dan coaching bisa ditempuh melalui studi banding.  Studi banding adalah media terbaik  bagi  sekretaris BKM untuk  menakar dan membandingkan usaha dan capaiannya, mulai dari capaian substansi, performance sampai dengan tingkat kerelawanan yang ia miliki. Dari sini sekretaris BKM dapat menemukan acuan (benchmark) pembelajaran nyata.

Fasilitasi Kantor. Sekretariat atau  kantor BKM berfungsi sebagai pusat informasi dan komunikasi mengenai program kegiatan, sarana perencanaan dan pengendalian (koordinasi, konsolidasi), disamping sebagai pusat pelayanan publik. Tersedianya  ruang kantor BKM --apalagi jika ditata (di-layout) dengan baik--akan menjamin kelancaran, kenyamanan dan efisiensi kerja disamping memungkinkan semua dokumen terpelihara.

Sejauh yang dicermati sampai dengan kini tak ada ketentuan yang menyatakan bahwa BKM harus memiliki kantor. Tak diketahui, apakah penyediaan kantor implisit inhern dengan kesediaan awal ketika menerima kehadiran program P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan? Yang betul-betul ada di bahan supervisi  tertulis adalah mengenai:Pertama, ketersediaan papan info dan kotak pengaduan yang kebetulan pengadaannya dibiayai oleh  proyek.  Kedua, ketentuan penempelan SKIM dan indikator kesehatan pinjaman bergulir (LAR, PAR, CCr dan ROI)  yang mengasumsikan semua BKM memiliki kantor.

Meski di lapangan sering kita jumpai kehadiran kantor BKM sebagai respon hadirnya program P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan—bahkan telah ada pemda yang melombakan-- namun tak ada pola respon yang generik.  Di satu sisi ada BKM yang telah mampu membangun kantor sendiri dengan layout dan display yang estetik, mulai dari papan nama, papan pengumuman, visi, misi, struktur organisasi, tupoksi, peta kemiskinan. Di sisi lain masih bisa kita temukan respon yang memberikan kesan kesementaraan, cuma menumpang di kantor berdebu dan tanpa hak menempel atribut apapun.  Bahkan ada yang sedari pendiriannya tak memiliki kantor.

Kantor dengan performance yang baik tak boleh diartikan hanya sebagai bungkus, kulit  luar yang perannya  semua (artificial)  tetapi sebagai  indikasi kuatnya  komitmen dan kematangan sebuah lembaga. Membiarkan kondisi kesementaraan atau  tidak dimilikinya kantor oleh BKM sama halnya  membenarkan sinyalemen yang bersarang di sebagian benak masyarakat bahwa keberadaan BKM bersifat ad hoc.  Keberaadannya hanya dalam kerangka menangkap dan mengoperasionalkan BLM semata.

Kehendak BKM untuk membangun kantor yang bersumber dari kekuatannya sendiri dengan demikian perlu didukung karena merupakan cerminan kuatnya hasrat sustainable. Fakta bahwa BOP BKM yang bersumber dari BLM jumlahnya amat terbatas. Dengan dalih kuat bahwa PNPM Mandiri Perkotaan berkontribusi nyata terhadap peningkatan kualitas infrastruktur, sosial maupun  ekonomi  maka rasanya belum terlambat bila pihak proyek melalui pendamping mensyaratkan  atau “mewajibkan”  fasilitasi kantor  ke pihak desa atau kelurahan.

Hargai Ketulusan Kerelawanan Mereka. Banyak pihak menilai bahwa imbalan atau kotraprestasi sekretaris BKM atas tugas kewajiban yang ia tunaikan tak sebanding dengan pengorbanannya. Defisit antara kontraprestasi dengan pengorbanan akibat hubungan kontraktual dengan masyarakatnya tersebut kemudian kita namai  sebagai  nilai kerelawanan. Lalu,  sekretaris BKM mendapatkan sapaan  sebagai “profesional yang relawan”.

Hubungan antara konsultan (fasilitator) dengan pihak sekretaris bukan merupakan hubungan struktural dengan instrumen  komando dan instruksi guna penyelesaian suatu tugas, namun hanya  sebatas hubungan fasilitasi.

Rangsanglah kinerja sekretaris  dengan memberikan apresiasi atas kerelawanan mereka. Bikin mereka merasa nyaman, terisi, berguna, otentik, terinspirasi  serta bangga dengan pekerjaan dan sumbangsihnya. Pastikan bahasa supervisi yang digunakan  hanya pada pilihan bahasa yang memiliki efek  memberkati untuk mencapai kondisi yang lebih baik, meneguhkan bagi capaian yang telah baik, menyembuhkan bagi capaian yang mengalami kemunduran.

Kita dituntut sanggup berbicara dengan terlebih dahulu berefleksi untuk  menemukan ungkapan yang membangkitkan kesadaran bahwa sekretaris BKM adalah warga masyarakat berbudi luhur dan “terpilih” untuk menolong warga di lingkungan kelurahan yang belum beruntung serta menghindari pemakaian bahasa yang refresif, memvonis dan membunuh.
Implementasinya, kita jangan cuma mahir mengorek hingga menghasilkan daftar panjang kekurangan dan kesalahan. Yang lebih penting dari itu adalah kita mampu menstimulir dengan cara  menghargai setiap upaya dan capaian  yang ia wujudkan sehingga memberikan efek diperolehnya energi baru untuk melanjutkan tugas-tugas ke depan dengan penuh integritas demi kualitas capaian yang lebih baik. Prakarsa dan karya masyarakat tidak mendapatkan nilai final tetapi dalam proses menjadi (in the making).

Fasilitasi Kebutuhan ATK. Bila  ditemukan dokumen pembukuan tidak lengkap, banyak yang tak terjilid, kualitasnya beragam, tidak memenuhi standar dan susah untuk diidentifikasi, maka untuk memfasilitasi  kelengkapan dan ketertiban administrasi bisa ditempuh beberapa cara: mendorong kesediaan  pihak pemda untuk memfasilitasinya, memfasilitasi mobilisasi dana dari masing-masing BKM yang bersumber dari BOP BKM  atau mengupayakan pendanaannya melalui sponsor.

Peran pendamping adalah menyiapkan design dan spesifikasi buku sedangkan  pengadaannya dapat dilakukan oleh pihak Pemda dengan menunjuk percetakan tertentu atau dilaksanakan sendiri pemesanannya atau pembuatannya oleh Forum BKM/LKM.

Tak  semua pemda pelit. Pemda-pemda tertentu justru  sangat akomodatif. Tipsnya jalin komunikasi secara intens dan pengajuan pendanaan ke pemda dilakukan jauh hari  sebelum  penyusunan APBD. Di luar itu kemungkinannya hanya ada di perubahan APBD.  Dari pengalaman yang ada, permintaan fasilitasi oleh konsultan yang diloloskan tak cuma fasilitasi buku tetapi juga beragam di antara kebutuhan berikut: pembiayaan sewa kantor korkot, pembiayaan sewa posko tim faskel,  pinjaman ruang pertemuan untuk pelatihan atau rapat, tambahan BOP BKM/LKM, pendanaan pelatihan-pelatihan, subsidi biaya rapat BKM/LKM, studi banding, bantuan  meubeler berupa meja kursi dan rak buku, pendanaan audit, hingga pemberian personal computer (PC). 

Libatkan Sekretaris  pada Seluruh Rapat BKM. Kearsipan tumbuh sesuai dengan rekaman proses  kegiatan. Seseorang hanya akan dapat mengemban fungsi kearsipan dengan baik bila terlibat atau minimal tahu    proses sebuah kegiatan. Upaya terbaik adalah dalam berbagai macam rembug sekretaris jangan sampai ditinggalkan  BKM. Semakin dilibatkan atau terlibat secara aktif dalam kegiatan BKM/LKM, sekretaris diharapkan memiliki pengetahuan matang  tentang konsep maupun teknis sehingga bisa menimbang dan memaknai pentingnya sebuah dokumen. Keterlibatan aktif menjadikan  keputusan-keputusan penting dari rapat  ternotulensikan dan dokumen-dokumen penting BKM dapat diamankan melalui pengarsipan yang baik.

Dokumen jumlahnya terus mengalami penambahan dari waktu ke waktu.  Arsip dan kelengkapan sekretariat  yang dimiliki oleh BKM kategori lokasi lama untuk lingkup PNPM Mandiri perkotaan saja mencapai  18 jenis (lihat Tabel, Daftar Dokumen dan Kelengkapan Kantor BKM). Sedangkan jumlah arsipnya tentu telah sangat banyak, bergantung pada umur dan pagu BLM yang diterima. Belum lagi jika BKM menjalankan program rekonstruksi, padat karya, kemitraan dan lainnya.

Sejalan dengan proses  pendewasaan mestinya BKM  membangun kelengkapan  organisasi dengan memiliki  kantor. Saatnya  BKM didukung dengan fasilitasi kantor dan pengarsipan yang representatif untuk mewadahi rekaman kebijakan dan potret keberhasilan yang telah ia capai. Ketersediaan kantor bagi BKM dan menambahkan  job discription pengarsipan bagi sekretaris tak bisa ditawar lagi.

Indikasi pelaksanaan pengarsipan yang baik sangat simpel. Pencarian dokumen tertentu misalnya  PJM sebagai wujud komitmen penanggulangan kemiskinan beserta LPJ-LPJ sebagai bentuk akuntabilitas terpelihara dan sangat mudah ditemukan.

Catatan penting perlu disampaikan di sini. Alih kelola BKM dari pengurus lama ke pengurus baru menurut pengalaman  sering dan  potensial sebagai penyebab hilangnya dokumen. Proses serah terima kepengurusan oleh karenanya penting untuk dikawal dengan mensyaratkan  serah terima asset dan dokumen,  lengkap dengan berita acaranya.

Justifikasi Kelayakan Akses Program. Bentuk lain stimulasi yang bisa dilaksanakan adalah melombakan BKM sehingga  menumbuhkan solidaritas, kerjasama dan kebanggaan kolektif.  BKM yang kinerjanya baik selanjutnya mendapatkan penghargaan  (awards).  Apa pun bentuk penghargaan yang diberikan (sertifikat, piala, trophy, uang pembinaan, hadiah berupa program) arah misi lomba ini adalah performa kantor dan  administrasi BKM menjadi lebih tertib. BKM melalui sekretaris menginventarisasi seluruh dokumen siklus PNPM Mandiri Perkotaan, menata layout dan kelengkapan kantor  disamping menertibkan pembukuan  BLM.

Persyaratan akses  program PLPBK mencantumkan di dalamnya ketentuan kelayakan pembukuan sekretaris selama tiga bulan  berturut-turut. Persyaratan tersebut setidaknya telah turut  mengukuhkan pesan ke  sekretaris agar tetap berkinerja baik. 

NO
KELENGKAPAN /DOKUMEN
1
Buku Tamu
2
Buku Notulen
3
Buku Ekspedisi 
4
Arsip surat masuk / keluar
5
Daftar nama anggota BKM lengkap dengan alamat dan No. Telp. HP
6
Papan nama BKM
7
Papan informasi P2KP Kotak Pengaduan Masyarakat
8
Daftar hadir dan Berita acara kegiatan siklus P2KP/PNPM sejak RKM, RK, PS, BKM, PJM, BLM, dan KSM.
9
Berita Acara RKM 
10
Dokumen RK
11
Dokumen PS  dan lampirannya
12
Berita Acara Pembentukan BKM dan format BKM lainnya
13
Dokumen PJM Pronangkis yang telah dijilid
14
Pembukuan sekretariat dan UPK beserta bukti transaksi
15
Laporan-laporan Penggunaan BLM (LPJ)
16
Dokumen audit
17
Dokumen Siklus Lokasi Lama:
  • Laporan Review Program
  • Laporan Review Kelembagaan
  • Laporan Review Keuangan
  • Dokumen PJM Pronangkis hasil Revisi
18
AD/ART & RAPB BKM

0 comments:

Post a Comment